Diterbitkan Persatuan Islam, Majalah Pembela Islam Dipuji Buya Hamka

Yan Aminah
Jun 30, 2024

Buya Hamka memuji “Pembela Islam”, karena memuat artikel-artikel yang ditulis pemimpin-pemimpin Islam kawakan, seperti Muhammad Sabirin dari Partai Sarekat Islam, Haji Agus Salim, Ali Harharah dari al-Irsyad, A. Hassan, Mohammad Natsir, dan Isa Anshari.

KOSADATA | Narasi kebencian yang dialamatkan kepada Islam mengalir deras melalui mimbar-mimbar pertemuan atau tulisan-tulisan dalam majalah dan surat kabar. Banyak tuduhan, serangan, dan celaan dari orang-orang yang tidak suka terhadap Islam. Mereka lantang menanamkan kebencian kepada Islam dan para pemeluknya.

Melihat kenyataan seperti itu, Islam">Persatuan Islam, organisasi keagamaan yang didirikan Muhammad Yunus dan Zamzam pada 12 September 1923, tidak tinggal diam. Pada Oktober 1929, Islam">Persatuan Islam yang bermarkas di Bandung menerbitkan majalah “Pembela Islam”.

Abdul Kadir Badjuber dalam “Historiografi Majalah Pembela Islam” menyebutkan, lahirnya majalah tersebut tidak lepas dari ide tokoh-tokoh Islam">Persatuan Islam, seperti Ahmad Hassan dan Mohammad Natsir.

Sesuai namanya, “Pembela Islam” diterbitkan sebagai media dakwah dalam membela Islam melalui tulisan. Kendati begitu, mengadakan ceramah-ceramah langsung dan perdebatan-perdebatan untuk melawan segala serangan yang tidak suka terhadap Islam, pun tetap dilakoni.

Artikel-artikel yang dimuat dalam majalah “Pembela Islam” ditulis oleh anggota-anggota Islam">Persatuan Islam atau oleh tokoh-tokoh Islam lainnya yang menonjol dan cerdas. Tulisan-tulisannya sangat berbobot, tajam, dan kaya dengan referensi.

Padahal, waktu itu tidak mudah untuk bisa mendapatkan banyak literatur bacaan. Mereka yang menulis dalam majalah “Pembela Islam” banyak yang menguasai bahasa-bahasa asing, terutama bahasa Arab, Belanda, dan Inggris.

Tak heran, Buya Hamka memuji “Pembela Islam”. Menurutnya, majalah tersebut diisi oleh artikel-artikel yang ditulis pemimpin-pemimpin Islam kawakan, seperti Muhammad Sabirin dari Partai Sarekat Islam, Haji Agus Salim, Ali Harharah dari al-Irsyad, A. Hassan, Mohammad Natsir, dan Isa Anshari.

Buya Hamka mengatakan, ketika membaca majalah “Pembela Islam” dalam dirinya timbul semangat untuk turut berjuang membela Islam. Artikel-artikel yang dimuat di dalamnya menggugah hati, menumbuhkan percaya diri untuk bangun, bangkit, bergerak dan berjuang. Hidup atau mati dalam perjuangan Islam.

Sebagai sosok penulis cerdas dan mumpuni, Buya Hamka paham betul bagaimana menilai sebuah karya tulis. Pujiannya terhadap “Pembela Islam” menandakan kalau majalah tersebut mempunyai kualitas yang sangat baik dan diminati pembaca.

Terlebih, di dalam majalah memuat ajakan berdebat atau diskusi terkait masalah-masalah agama dan kebangsaan. Saat itu, cara tersebut tidak lazim dilakukan oleh majalah manapun. “Pembela Islam” hadir dengan gaya yang berbeda.

Di tengah segala keterbatasan dan dihadapkan pada berbagai tantangan, majalah “Pembela Islam” yang dicetak hingga dua ribu eksemplar hadir menjadi oase dan solusi bagi permasalahan umat di kala itu. Selain di Jawa Barat, penyebaran majalah Pembela Islam tembus hingga luar pulau, seperti Sulawesi, Kalimantan, Minangkabau, bahkan sampai Malaysia dan Thailand.

Terbit dengan sajian rubrik yang beragam, Pembela Islam memiliki lembar antara 36 s.d. 50 halaman. Penulisan huruf latin, baik yang berbahasa Belanda atau ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits, sudah memakai bentuk huruf yang bagus dan dengan bentuk cetakan modern. Itu menjadi nilai lebih dari majalah “Pembela Islam”.

Muatan artikel yang ada dalam majalah tersebut umumnya menyangkut masalah hukum, fikih, sosial, politik, kebangsaan, Islam dan Kristen, serta masalah-masalah lainnya. Bahkan, secara khusus “Pembela Islam” memuat rubrik yang bernama soeal jawab yang diasuh Ahmad Hassan.

Majalah yang semula terbit bulanan kemudian jadi dua pekan sekali itu tutup pada 1935 lantaran diberedel pemerintah kolonial Belanda. Namun, upaya Islam">Persatuan Islam dalam melakukan dakwah melalui media bukan hanya itu.

Selain Pembela Islam yang merupakan majalah pertama yang diterbitkan Islam">Persatuan Islam, ada juga risalah dan majalah lainnya, seperti al-Fatawa (1933 s.d. 1935), Soal Jawab (1931 s.d. 1940), al-Lisan (1935 s.d. 1942), at-Taqwa (1937 s.d. 1941), Lasykar Islam (1937), dan alHikam (1939). ***

Related Post

Post a Comment

Comments 0