Pada hari kedua pelaksanaan OMC, penyemaian awan dilakukan sebanyak empat kali sepanjang hari Minggu kemarin, dengan total 3.200 kilogram bahan semai berbasis garam (NaCl) untuk mempercepat proses pengendapan di wilayah udara luar Jakarta.
Puncak curah hujan diprediksi terjadi pada 13 dan 14 Desember 2024, dengan intensitas hujan sedang hingga tinggi di beberapa lokasi.
Dia mengungkapkan, penerapan OMC tahap 1 dan 2 bisa mengurangi sekitar 15 sampai 60 persen dari curah hujan.
Operasi ini bertujuan untuk mendukung penanganan darurat bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi di Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Demak.
Menurut Teguh, OMC akan diterapkan jika diperlukan, berdasarkan evaluasi dan data yang ada.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menegaskan bahwa BMKG telah mengeluarkan peringatan terkait cuaca hujan yang diperkirakan terjadi hingga 6 Februari mendatang.
Operasi Modifikasi Cuaca ini dilakukan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta PT Rekayasa Atmosphere Indonesia (PT RAI).
Berdasarkan data yang telah diakumulasi, penurunan curah hujan tercatat mencapai 50-60%, dengan perkiraan presipitasi dalam dua hari ke depan tetap rendah.
OMC 2025 ini berlangsung selama 8 hari, mulai dari 14 hingga 21 Februari 2025, dengan estimasi dua sortie penerbangan setiap hari.
Dia menegaskan, Pemprov DKI Jakarta juga terus melaksanakan program normalisasi dan naturalisasi sungai.