Kali Ciketing dan Kali Asem Tak Kuat Lagi Menahan Limbah Hitam TPST Bantargebang

Ida Farida

Aug 30, 2024

Kali Ciketing alirkan limbah membahayakan dari TPST Bantargebang. Foto: ist

Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)

Aliran Kali Ciketing yang berada di ujung selatan, timur, barat TPST Bantargebang dan alurnya bertemu di suatu titik depan kantor TPA Sumurbatu. Selanjutnya mengalir ke Kali Asem merupakan berupa air bercampur lindi balutan logam berat, berwarna pekat hitam dan sangat bau membawa bencana bagi lingkungan hidup dan kesehatan manusia. Sejumlah orang kota yang datang ke sini pasti tak tahan dengan baunya menyengat dan jijik.

Berdasarkan Kajian Cepat Koalisi Persampahan Nasional (KPNas), Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APP), Kawali Indonesia Lestari, dll, bahwa leachate ditambah limbah domestik sudah mengkhawatir sekali. Air lindi dan sampah dari TPST Bantargebang, TPA Sumurbatu, ditambah tinja dari IPLT Sumurbatu memperparah pencemaran kali, mulai dari Kali Ciketing, Kali Asem, Kali Pedurenan, Dukuh Zamrud hingga Mutiara Gading Bekasi Timur, Crossing tol Jatimulya.

Cerita sejumlah tetua kampung Ciketing Sumurbatu dan anak-anak berusia 35 sampai 40 tahun, disimpulkan, mereka mengalami dan merasakan sentuhan alam yang masih alami tiga puluh tahun lalu. Mereka itu dulu sangat senang melihat kali Ciketing, Kali Asem yang masih alami, asri. Kanan kiri kali banyak pepohonan atau vegetasi. Ada keanekaragaman hayati.

Kalinya lebar, airnya jernih, berbagai jenis ikan dan biota air hidup dengan ceria. Warga menangkap ikan dengan tangan, dibawa pulang dan dimasak untuk lauk makan keluarga. Setiap hari warga mandi, mencuci di kali. Ada juga yang memandikan ternak, dan mengairi sawah atau lahan pertanian.

Salah satu warga menuliskan dalam puisi berjudul “Aku Cinta Kota Bekasi” (2 Maret 2023) ditulis oleh Kemas Komalasari Guru TK