Aksi Rano Karno Menancapkan Seni Betawi di Bundaran HI, Warga: Ini Baru Jakarta!

Ida Farida
Jun 08, 2025

Wagub DKI Jakarta akan meramaikan kawasan CFD dengan pertunjukan seni budaya. Foto: dok. Pemprov DKI Jakarta

KOSADATA - Suasana Car Free Day (CFD) di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu pagi, 8 Juni 2025, tak seperti biasanya. Di antara pelari, pesepeda, dan warga yang sibuk berswafoto, deretan atraksi seni Betawi tampil mencuri perhatian. 

 

Ada iringan musik gambang kromong, liukan tari topeng, hingga deru sorak penonton yang menyaksikan atraksi pencak silat di bawah langit cerah ibu kota.

 

Di tengah keramaian itulah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, muncul mengenakan kaos dan topi hitam. Sesekali ia menyapa warga, berpose bersama, dan tak ragu duduk lesehan menyaksikan pertunjukan.

 

Car Free Day ini memang jadi favorit warga Jakarta. Tapi ternyata dari survei kami sebulan terakhir, kegiatan hiburan seperti ini nggak cuma bikin sehat, tapi juga bikin warga lebih bahagia,” ujar Rano kepada wartawan, Minggu, 8 Juni 2025.

 

Rano menyebut, antusiasme warga yang tinggi terhadap pertunjukan seni di ruang terbuka menjadi inspirasi Pemprov DKI untuk menggelar lebih banyak pertunjukan budaya di kawasan CFD. Tidak hanya di satu titik, melainkan di tiga lokasi strategis: Dukuh Atas, Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, dan kawasan air mancur Bundaran Hotel Indonesia (HI).

 

“Inilah wajah Jakarta yang ingin kami tampilkan: modern, sehat, tapi tetap menjunjung budaya,” ujarnya.

 

Langkah pertama akan dimulai pada 29 Juni 2025 mendatang. Sebanyak 5.000 seniman Betawi akan turun ke jalan, menampilkan beragam kesenian mulai dari pencak silat, tari tradisional, musik Betawi, hingga kuliner khas seperti kerak telor dan bir pletok. 

 

Selain memeriahkan Car Free Day, kegiatan ini juga menjadi bagian dari perayaan HUT ke-498 Kota Jakarta yang jatuh pada 22 Juni.

 

Tak berhenti di situ, Rano juga menggagas ide Car Free Night—kegiatan bebas kendaraan di malam hari, menyusul CFD yang selama ini rutin diadakan setiap Minggu pagi.

 

“Banyak warga Jakarta yang olahraga malam. Kita ingin fasilitasi itu, sekalian bantu kurangi emisi karbon,” jelas Rano.

 

Rencana ini pun mendapat sambutan hangat dari warga. Salah satunya Agus Sulaiman (32), pegawai swasta yang rutin mengikuti CFD. 

 

“Seru banget kalau CFD ada pertunjukan seni begini. Anak saya jadi kenal pencak silat sama tari Betawi. Kalau bisa, jangan cuma di sini, di Jakarta Timur juga dong, Pak Rano,” katanya.

 

Pemprov DKI berencana memperluas CFD ke lima wilayah kota. Titik-titik strategis tengah dipetakan, dengan target utama: membuat Jakarta lebih sehat, ramah lingkungan, sekaligus membahagiakan warganya lewat seni budaya.

 

“Jakarta itu bukan cuma soal gedung tinggi. Tapi juga tentang orang-orangnya yang bahagia dan bangga sama budayanya,” tutup Rano.

 

Dan pagi itu, di tengah riuh tepuk tangan warga dan lenggak-lenggok penari topeng, sepotong Jakarta yang ramah, berbudaya, dan penuh warna seakan benar-benar hadir di Bundaran HI.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0